Kamis, 09 Agustus 2012

Bulletin KIR_MAN Pringsewu



 
Akhir dari semua

Atau …

Semua akan berakhir

          Pagi yang cerah saat tadi malam hujan mengguyur sekolah tercinta, jurang disamping kanan sekolah betonya basah dan bukit yang ada di depan kelas XI samping kiri sedikit longsor kecil.  Saat itu Toni dan kawan-kawan turun dari mobil angkot dan berjalan menuju gerbang sekolah dengan semangat, Toni pun ingin segera bertemu lagi dengan teman-temannya
             Dengan senyumnya yang ceria, dia pun berjalan menuju tangga kelas, Saat itu pun Toni tampak kaget ketika ada yang menyapanya dari belakang ;

            “Assalamu’alaikum, hey Ton Apa kabar ?”

            Ternyata suara itu gak lain adalah Joi, yaitu “SobKarb (Sobat Karibnya)”.Toni pun langsung menjawab;

            “Wa’alaikum salam, Alhamdulillah gue LBA (Luar Biasa, Allahhuakbar).”jawab toni.
            Mereka pun berjalan bersama menuju ke kelas. ‘Sesampainya Toni dan Joi di depan kelas, mereka menyapa teman-temannya dengan salam.’

            Teman-teman yang ada di kelas menjawabnya dengan benar dan lantang, kecuali si Eman, b’coz dia latah, jadi maklumin aja deh, jawab salamnya acak-acakkan. Toni dan Joi bertemu sobat ikhwan mereka; Eman Si latah, Dandi, Roni, Paino, dan para Sobat ukhti lainnya dikelas. Toni pun mengeluh "Wah, sekolah kita ini kondisinya sesuai dengan cuaca yah Sob? Kalau musin panas halaman kelas kita gersang dengan di iringi angin tornado kecil, bagaikan padang pasir. Kalau musin hujan becek nih (Sambil menunjukan sepatunya yang gelepotan tanah lempung." Roni pun menyaut, "ah, itu sepatu mah memang tidak pernah dicuci atuh.Hahaaa..." Semua pun tertawa.

            “Mereka terlihat terlihat ceria, Toni pun duduk di bangku paling belakang gabung dengan teman-temannya.”. “Mereka pun terbawa alur cerita masing-masing, tanpa di sadari jam sudah menunjukan pukul 07.00 WIB.”

Komar pun meberikan tanda dengan lari sambil berkata, Pak Paiman dateng Oooy….!!!

            “Mereka langsung menuju bangku untuk duduk yang ada. Pak Paiman pun masuk dan mengucap Assalamu’alaikum wr.wb……!? “yang merupakan awal pak Paiman memberi senyum mempesona dengan perpaduan antara kulitnya yang hitam manis dan giginya yang putih mengkilat, yang membuat mata kami silau dan terhindar dari rasa ngantuk.….”

            “Walaikumsalam wr.wb, jawab mereka dengan kompak, Pak Paiman mulai membuka obrolan dan memberitahukan bahwa minggu besok kita akan memulai UAS diharapkan anda dapat mempelajari lagi materi kemarin, Komar dan Udin pun kaget. alamak..,”gempa pak seltuk mereka berdua yang panik. Disaat itu pula, terdengar suara gemuruh hujan deras lagi. Setelah kira-kira pukul 08.30 wib. Terjadilah bencana yang tak terduga, saat Joi melihat beton penyangga retak kemudian, Joi pun berteriak “ Pak sebentar lagi akan terjadi longsor, be..betonnya penyanggah gedung pun mulai retak sepertinya akan roboh!

            Saat itu Pak Paiman belum sempat menyuruh muridnya untuk menyelamatkan diri, ternyata penyangga pun tidak dapat bertahan, sehingganya murid-muridnya yang ada dikelas pun panik. Mereka mencoba berlari keluar dari ruangan kelas untuk menyelamatkan diri. Tetepi baru beberapa langkah mereka berlari ruangan kelas itu roboh. Toni pun terpaksa menabrakan dirinya ke kaca untuk keluar dari kelas, dan salah satu siswi yang mencoba berlari tetapi kepalanya kejatuhan genteng, sehingga dia tidak dapat menyelamatkan diri lagi, sedangkan dan saat itu Eman terjatuh  dan saat ia akan bangun kakinya pun tertimpa meja, akhirnya ia pun terjebak karena kakinya sulit digerakkan.

          Tepat pukul 11.00 wib suasana menjadi haru, saat itu mobil ambulan berdatangan, banyak orang tua berdatangan ingin mencari anak mereka masing-masing
,
            Dan gedung kelas tersebut pun roboh dengan genangan air yang tersisah saat itu karena kurang resapan air, dan di efakuasi oleh petugas tercatat 127 murid  meninggal, 73 masih tertimbun tanah. 5 orang guru meninggal, dan 4 guru keritis dan masih berada di UGD, dan 43 orang luka-luka dan sedang dalam perawatan medis, serta 24 luka ringan.

            Alam saat itu benar-benar murka karena ia tidak di perdulikan, sedangkan manusia hanya mengejar kekuasaan dan kemenangan tanpa memperdulikan Alam, inilah akhir dari semua.

 

         
 


Itulah tadi cerita fiktif, tapi meskipun fiktif tapi produktif, inofatif, kreatif & if if  if  lainnya, kita dapat mengambil pelajaran dari cerita itu, bahwa kita jangan melupakan alam sekitar. Lihatlah Kampus ini. Kampus kita ini sangan berpotensi terhadap bencana banjir karena didataran rendah.
          Kapan kita akan mendapatkan para penerus & pemuda Islam yang cerdas, jika kmpus yang berbasis Islam ini hancur. Sedangkan sekolah yang berbasis Nasrani Yahudi berdiri megah, mungkinkah semua ini akan berakhir, hanya karena kita tidak memperhatikan Alam.
          Ayo kawan kita tanam pohon dan merawatnya sebagai pencegah
         
INGAT…?!
SEKOLAH INI BUKANLAH WARISAN DARI KAKAK KITA
SEKOLAH INI ADALAH AMANAT DARI ANAK KITA
BETUL…?!^_^


MAN PRINGSEWU
IS OUR CHOICE
Itulah kata** yang ada pada diri siswa/i MAN Pringsewu, saat pertama kali menginjakkan kakinya di MAN Pringsewu. Dari kata** itu dapat memberikan motifasi, bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk MAN Pringsewu. Mungkin saat ini sekolah kita aman** saja, sehingga kita tidak memikirkan apa yang akan terjadi disekeliling kita yang penuh bahaya.
          Namun bagaimana dengan lokasi sekolah kita yang dikelilingi dengan tebing** yang tinggi, memang sekarang baik** saja, namun 10 tahun kedepan saat generasi setelah kita yaitu anak dan cucu kita sedang asiknya belajar di kelas, tiba** tebing tersebut longsor akibat erosi (pengikisan) yang terus menerus dan akibat siklus tanah yang terus berubah. Bukan kah itu suatu bahaya ?”
          Siapa yang bersalah jika hal itu terjadi ?" kitalah yang bersalah karena kita tahu kondisi fisik sekolah kita, tapi mengapa hati kita tidak bergerak untuk menyelamatkannya.
          Jika Man Pringasewu adalah pilihan kita, seharusnya kita memiliki program yang dapat memajukan MAN. Yang di maksud program tidak hanya tekun dalam belajar dan mendapat pringkat pada suatu kompetisi, tetapi kita bisa terapkan Program Penanaman Sejuta Pohon, yang dapat mengurang erosi / longsor. Sehingga akan terlihat suasana yang segar, plus bisa mengurangi debu dan polusi yang ada disekolah kita ini.
          Terus… Nasip MAN  tergantung pada kita dapat merubahnya atau sebelum alam yang merubahnya dengan bencana. Sedangkan kita pun memerlukan suasana belajar yang aman dan nyaman khan…
          Jadi, mulai dari sekarang niatkan dan iklaskan dari diri kita unuk lebih memperhatikan lingkungan yang di berikan Allah untuk kita rawat serta tempat kita hidup.
          Jika kita mampu untuk menyelamatkannya, kenapa tidak ?”Apakah kita harus menunggu tebing di MAN sampai longsor baru kita bertindak, tentu tidak khan ?” sebab ini tanggung jawab kita, maka mulailah tanamkan semboyan “SELAMATKAN LINGKUNGAN” terutama yang ada di MAN  Pringssewu ini. Agar generasi kita kelak bangga dengan apa yang kita wariskan, Amin …

MAN PRINGSEWU
IS OUR CHOICE


“MAN Pringsewu is our choice” itulah kata** yang ada pada diri siswa/I , saat pertama kali menginjakan kakinya di kampus MAN ini. Dan dari kata** itu pula dapat memberikan motivasi kepada kita, untuk memberikan yang terbaik to MAN.mungkin kita sekarang disini, di MAN tercinta ini merasa aman** trz kita g’ mikirin bahaya.

Penulis.Nafis Rahman 
Editing.Zahra

Tidak ada komentar: