Sabtu, 11 Agustus 2012

# Hikmah Larangan Orang Tua #


ORANG TUA ADALAH MADRASAH NUMBER ONE



Aku bukanlah wanita yang mempunyai penampilan dengan berpakaian solehah ataupun muslimah, bagiku ke islaman dan niat ada di dalam hati jadi jika memang aku sudah siap untuk berpakaian muslim pasti sebelumnya keimanan yang ada di dalam hatiku sudah benar-benar tulus dan siap untuk menggunakannya tanpa ada paksaan dari siapapun dengan isiqomah. Dari kecil aku hidup di lingkungan rumah dan terjaga sikap dan tingkah laku, orang tua mengajarkan akidah islam yang bermanfaat dengan didikan yang keras sehingga mental dan jiwaku tertekan dan segala yang ku kerjakan terasa  terpaksa.

Sedari TK sudah di ajarkan berpuasa dan shalat, di ajarkan untuk disiplin dalam absen walau sakit tetap harus berangkat sekolah dan mengaji jadi dirapot jarang ada goresan pena di tulisan izin, sakit,apalagi alpa, pernah suatu ketika saat aku masih SD di malam menjelang subuh ambulan datang menghampiri halaman rumah yang membawa jasad nenek yang datang namun aku harus tetap masuk sekolah pagi harinya oleh bapak dan ibu. saat puasa ramadhan aku melihat teman-teman di TK tidak berpuasa saat aku bertanya pada mereka mereka menjawab kita kan masih kecil, dalam hati aku kan masih kecil juga. saat tarawih aku melihat teman-teman bermain di luar masjid dan ada yang tidur-tiduran, ada yang membawa uang untuk jajan dan ada juga yang tidak ikud shalat tarawih secara lengkap padahal mbak itu sudah besar sedangkan aku gak boleh pergi dari samping ibu dan di perintahkan untuk mengikuti ibu shalat sampai selesai tarwih. 

Saat memasuki TK aku merasa sangat asing dengan teman-temanku, hari pertama aku berangkat di antar bapak yang hanya mengantarku di depan gerbang dan langsung pergi ke kantornya untuk bekerja, aku pun berjalan menghampiri halaman sekolah sambil melihat setiap anak-anak datang dengan di dampingi orang tuanya entah ibunya ataupun ayahnya yang menunggui anaknya dengan membawa bekal menggunakan tempat makan dan minum dengan warna yang menarik dan lucu, ibu perpesan jika aku pulang langsung pulang ke rumah bude dan pakde yang tidak jauh dari TK karena siangnya ibu akan menjemputku, saat setelah dijemut aku bercerita pada ibu kalau teman-teman saat jam istirahat membawa bekal makanan dan minuman aku ingin seperti mereka itu sering aku katakan setiap ibu menjemputku namun ibu hanya mengatakan iya nanti beli kalau ibu punya uang sampai aku selesai TK kotak makanan dan minuman tak kunjung datang, kadang aku jadi anak yang nakal karena tak suka melihat ada beberapa temanku yang selalu di tungguin orang tuanya saat di sekolah jadi aku cubit dia saat orang tuanya lengah ya walau sehabis aku mencubit dan teman-temanku menangis aku langsung di jewer dan di pelototin sama ibunya. saat istirahat aku ingin sekali mie goreng atau kueh teman-teman namun guru TK ku dulu tak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk berbagi.

Setelah dewasa aku menyadari apa yang orang tua ku lakukan itu karena ada hikmahnya, agar aku tidak menjadi anak yang dapat terbiasa melakukan shalat dan puasa karena ibu menanamkan padaku agar aku terbiasa untuk melakukan shalat dan puasa kemudian tidak manja dan pemberani serta tidak terbiasa untuk meminta jadi kalau aku menginginkan barang tersebut aku harus menabung jika tidak menabung dan berusaha sendiri apa yang aku inginkan pasti gak akan aku dapatkan.

Menginjak SD sesaat sudah kelas satu aku mendapatkn uang jajan 100 rupiah yang dapat untuk membeli dua roti jojon dan dua coklat coki-coki ukuran mini, mas agung kakakku saat itu sudah kelas enam kadang mas agung juga membelikanku makanan di kantin. saat siang hari aku ingin sekali bermain dengan teman-temanku jadi saat tidur siang saat ibu menemaniku tidur aku diam-diam pergi dengan menyincing sendalku ya walau saat pulang aku kena marah.heheee
kelas dua aku pindah di SD swasta kemudian keluargaku pindah juga ke pringsewu dirumah nenek yang sudah direnovasi orang tuaku danrumah yang di pagelaran di kontrakan, saat di SD pun aku cuman di antar di pintu gerbang sekolah oleh bapak, aku amat bingung saat itu karena bell masuk sudah berbunyi namun aku tak tahu akuharus kemana. Lalu aku bersandar di pintu kantor guru aku diam dan takut kemudian ada ibu guru yang menghampiriku dan bertanya kenapa tidak masuk kelas, kemudian aku menjawab saya murid baru kelas dua ibu saya belum tahu kelas saya dimana, lalu ibu guru itu membawa saya ke kantor lalu melihat daftar kelas dan meminta izin pada guru wali kelas dua A untuk membawa aku ke kelas ibu tersebut kekelasnya yaitu di kelas C. Banyak hal yang aku rasa berbeda dengan sekolah dan teman-temanku yang dulu dan sekarang, kalau dulu gak ada geng2an, sekarang bertemannya berkelompok dan banyak jajannya yang aku kira mereka orang-orang kaya karena uang saku mereka lebih banyak, ternyata setelah aku mengetahui lebih jauh ternyata ada yang orang tuanya tukang becak, buruh tani, buruh bangunan dan pedagang asongan di jalanan tapi kenapa mereka mendapatkan uang saku yang banyak jika dibanding aku yang mempunyai bapak yang bekerja sebagai pegawai negeri dan ibu yang mempunyai bisnis mebel dan punya banyak kontrakan rumah lalu kebun dan sawah. perbandingan yang sangat jauh uang saku ku 200 sedangkan mereka 2000, hemzZ kadang aku berfikir ibu peliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit. teman-temanku berfikir aku anak orang yang miskin dari aku SD, SMP karena aku jarang pergi ke kantin apa lagi neraktir lalu saat aku SMA aku berinisiatif untuk mencoba berbisnis, menjual barang-barang asesoris sperti dompet, boneka kecil dan bross yang pelanggannya tak lain teman-teman dan guru di sekolahku kemudian berjalannya waktu aku menambah profesiku untuk jadi tukang foto keliling jadi setiap istirahat aku berkeliling masuki setiap kelas untuk menawarkan barang daganganku jadi saat istirahat pertama aku keliling dari kelas sepuluh dua sampai sepuluh empat kemudian istirahat ke dua aku berkeliling di kelas sebelas atau dua belas dan kadang dikantor guru yah saat itu aku baru tahu mencari uang itu tidak mudah jadi saya berkeinginan untuk masuk IPS dan masuk ke ekonomi pemasaran namun ternyata aku masuk di IPA jadi aku mengubah profesiku menjadi tukang ketik alias rental komputer dan cuci photo pasti yah aku hanya memanfaatkan yang ada dirumah, aku punya seperangkat alat komputer yang lengkap yang tak pernah di gunakan.

Aku baru tahu apa yang di lakukan orang tuaku bukan karena pelit atau apa namun itu bagian dari cara mendidikku dan kakak2ku, ibu tidak memperbolehkan anaknya bermain diluar karena banyak sesuatu yang negatif di luar sana jangankan aku dan mbak2ku tapi mamasku juga gak terlalu boleh bebas untuk bermain. jika aku pergi itu karena ada kerja kelompok kalau ingin main boleh cuman mainnya di rumah, saat itu aku jengkel dan marah dengan apa yang ibu lakukan padaku namun sekarang aku baru tahu maksud ibu kalau aku berteman dengan lawan jenis sekalipun ibu bisa memantauku dan menjadi seorang ibu juga mempunyai tanggung jawab dan beban yang berat selain mendidik anak ia juga beranggung jawab jika anaknya terkena pergaulan yang tidak baik. jadi jika teman laki-laki saya ingin mengajak saya pergi harus inget waktu dan harus menjaga saya dengan baik. pernah saya mengeluh dengan teman laki-laki saya, kenapa yah aku enggak seperti desi, desti dan devi yang bisa maen kapan ajah dan bebas boleh pacaran dan kalau main juga gak pake jam sedangkan aku baru ajah satu jam maen udah di ingetin untuk pulang.hufh sebel namun teman laki-laki ku malah memarahi aku katanya aku harusnya bersyukur mempunyai orang tua yang perhatian itu tandanya mereka sayang dengan ku.

Orang tuaku mengajarkan kesederhanaan, jangan memperlihatkan kepada orang lain kita mempunyai harta yang banyak atau sedikit, jika aku sering di remehkan dan menghina orang karena di kira anak yang tidak mampu ya biarkan saja toh mereka juga belum tentu lebih baik dari aku, dan itu yang membuatku tahu mana teman yang benar-benar tulus untuk menjadi temanku dan mana teman yang hanya ingin merusakku. alhamdulillah aku mempunyai teman-teman yang tidak sombong dan ada juga temanku yang dari keluarga terpandang dan kaya di kampungnya namun dia tidak memperlihatkan itu, malah ia menyembunyikannya

Aku tak tahu apa yang ku katakan ini benar atau salah karenan aku menyerahkan diri kepada Allah, aku pun berterimakasih pada Allah karena meniupkan rohku di janin ibuku sehingga aku menjadi keturunan dari orang tuaku., , ingin pasti menjadi seorang wanita yang solehah dengan hati dan penamilan yang muslimah atau pastilah ingin menjadi ahli ibadah dan ahli ulama namun tak tahu untuk mengawalinya.

Mungkin aku ahli dosa, namun aku masih takut pada Allah aku merasa sangat kecil lebih kecil dari butiran debu.

Penulis.Badi'ah_tu Zahra Indah

Tidak ada komentar: